Pohon Lohansung (Podocarpus macrophyllus)
Pohon Lohansung (Podocarpus macrophyllus)
pohon lohansung (Podocarpus macrophyllus), tumbuhan eksotis dari Jepang dan Cina yang kaya nilai estetika dan spiritual.
Ringkasan
Artikel ini membahas secara mendalam tentang pohon lohansung (Podocarpus macrophyllus), dari sisi botani hingga nilai filosofisnya dalam kehidupan masyarakat Jepang dan Cina. Cocok dibaca oleh pecinta tanaman, perancang lanskap, serta siapa pun yang tertarik pada hubungan antara flora dan budaya. Manfaat artikel ini termasuk pemahaman mendalam tentang karakter pohon, perawatan, hingga makna simbolisnya. Kata kunci lohan sung, Podocarpus macrophyllus, dan pohon lohansung akan dibahas secara menyeluruh.
Pendahuluan
Di tengah hiruk-pikuk modernitas yang membalut kota dan desa, ada satu jenis pohon yang tetap teguh berdiri. Ia tak hanya menawarkan keteduhan fisik, tetapi juga membawa angin tenang pada jiwa yang gundah. Pohon itu adalah lohansung atau dikenal secara ilmiah sebagai Podocarpus macrophyllus.
Kehadirannya tak asing di taman-taman kuil, halaman rumah tradisional, hingga sudut-sudut bonsai yang sakral. Namun, tak banyak yang memahami lebih jauh mengenai asal-usul, karakteristik, serta nilai filosofis yang dikandung tanaman ini. Artikel ini hadir untuk menjawab kegelisahan itu membedah masalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang pohon lohansung, dan menawarkan solusi berupa pengetahuan yang komprehensif, ilmiah namun tetap membumi.
Asal-Usul dan Sebaran Geografis Pohon Lohansung
Pohon dari Timur yang Mendunia
Lohansung berasal dari wilayah selatan Jepang dan Cina. Ia dikenal sebagai spesies Podocarpus paling utara dalam genusnya. Kehadirannya begitu akrab di Kyoto, Osaka, Fujian, hingga Guangdong. Menariknya, dalam tradisi Zen, pohon ini sering diasosiasikan dengan ketenangan, kesederhanaan, dan ketahanan.
Kata “lohansung” sendiri diambil dari gabungan dua kata: “lohan” yang merujuk pada biksu suci dalam tradisi Buddhisme, dan “sung” yang berarti pinus dalam bahasa Cina. Maka, secara harfiah lohansung adalah “pinus biksu”. Suatu metafora yang menggambarkan keteguhan dalam keheningan.
Morfologi dan Ciri-Ciri Khusus Pohon Lohansung
Keindahan yang Tersembunyi di Balik Kesederhanaan
Pohon lohansung termasuk dalam keluarga Podocarpaceae, tumbuhan runjung (gymnospermae) yang tidak menghasilkan bunga.
Berikut ini adalah karakter fisik khasnya:
- Daun: Berwarna hijau tua, berbentuk lanset, bertekstur kaku dan mengilap. Panjang daun sekitar 6–12 cm.
- Batang: Tegak lurus dengan kulit berwarna coklat keabu-abuan, teksturnya berserat.
- Buah: Mirip buah zaitun kecil, berdaging, biasanya muncul dalam nuansa ungu tua atau merah gelap ketika matang.
- Tinggi Pohon: Bisa mencapai 20 meter di alam liar, namun seringkali dipangkas hingga sekitar 2–3 meter dalam aplikasi lanskap atau bonsai.
Kebutuhan Tumbuh dan Teknik Budidaya Lohansung
Pohon Sabar yang Tidak Banyak Menuntut
Pohon lohansung dikenal sebagai tanaman yang relatif mudah dirawat. Sifatnya yang tahan terhadap kondisi kekeringan dan polusi membuatnya cocok ditanam di berbagai lokasi urban maupun rural.
Syarat Tumbuh:
- Cahaya: Tumbuh baik di tempat terang maupun teduh.
- Media Tanam: Tanah gembur dengan drainase baik, pH netral.
- Air: Disiram secukupnya, tidak suka tergenang.
- Pemupukan: Sekali dalam 3 bulan dengan pupuk NPK rendah nitrogen.
Simbolisme dan Makna Filosofis Lohansung
Pohon yang Tak Hanya Diam, Tapi Bicara pada Jiwa
Dalam banyak kuil di Jepang dan Cina, pohon lohansung ditanam bukan sekadar dekorasi. Ia dipercaya sebagai simbol dari:
- Kebijaksanaan yang tenang
- Umur panjang dan kelanggengan
- Keseimbangan antara alam dan manusia
- Keteguhan dalam keheningan
Dalam ajaran Zen, merawat pohon lohansung sering dianggap sebagai latihan batin sebuah meditasi dalam gerakan.
Pohon Lohansung dalam Lanskap Modern dan Tradisional
Menghadirkan Keheningan di Tengah Kebisingan Kota
Pohon ini tak lekang oleh zaman. Baik di taman tradisional Jepang (nihon teien) maupun dalam rancangan urban minimalis, pohon lohansung tetap menjadi pilihan utama.
Beberapa aplikasinya antara lain:
- Sebagai bonsai untuk interior
- Pohon pagar atau pembatas alami
- Elemen visual di kuil dan rumah adat
- Simbol ketenangan di ruang publik
Permasalahan dalam Budidaya dan Konservasi Lohansung
Di Antara Minat dan Kepunahan
Meski populer, pohon lohansung menghadapi beberapa tantangan:
- Kurangnya pemahaman masyarakat tentang cara budidaya yang benar
- Konversi lahan hijau ke area industri/perumahan
- Kurangnya program konservasi lokal
Solusinya? Edukasi publik dan pelibatan komunitas pecinta tanaman untuk merawat dan melestarikan lohansung di berbagai wilayah.
Kesimpulan: Lohansung, Sebuah Keteguhan yang Menginspirasi
Pohon lohansung bukan hanya tanaman. Ia adalah representasi dari nilai-nilai ketekunan, kedamaian, dan ketahanan hidup. Lewat artikel ini, semoga pembaca bisa memahami lebih dalam tentang Podocarpus macrophyllus, bukan sekadar dari aspek fisiknya, namun juga nilai filosofis dan ekologisnya.
Dengan merawat dan memahami lohansung, kita tidak hanya menanam pohon — kita sedang memupuk kembali hubungan kita dengan alam, dan menanam harapan bagi generasi mendatang.
Mojokerto Jawa Timur 2025
Baca juga : Botani Dan Budaya
Sumber:
- Jual Pohon Lohansung Bibit Hingga Besar Terpercaya dan Bergaransi, di akses 23 april 2025, https://agrotanisejahtera.co.id/2024/10/07/jual-pohon-lohansung-bibit-besar
Di antara gegap gempita zaman dan derasnya perubahan, kita membutuhkan ruang untuk diam, untuk kembali kepada akar. Lohansung hadir bukan hanya sebagai penyejuk pandangan, melainkan sebagai pengingat akan nilai-nilai keteguhan, kesabaran, dan keindahan yang tak lekang oleh waktu. Merawatnya berarti turut menjaga warisan budaya, ekologi, dan ketenangan batin yang telah lama tumbuh dalam diam. Semoga semakin banyak orang yang menyadari betapa berartinya kehadiran pohon lohansung.